Formulasikan Solusi Krisis Pangan

SUKADANA – Dewan Ketahanan Pangan Lampung Timur memformulasikan jalan keluar untuk mengatasi krisis pangan yang berimbas pada rendahnya harga jual petani. Sejumlah strategi dapat dilakukan. Di antaranya dengan menunda menjual hasil panen kemudian menyimpannya di lumbung.

Upaya lain yang ditempuh untuk mengantisipasi krisis pangan adalah meningkatkan produksi beras. ’’Itu sejalan dengan upaya peningkatan produksi pangan nasional yang sedang digalakkan saat ini,’’ jelas Asisten II Sekretariat Kabupaten Lamtim Iwan Nurdaya saat membuka rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan di aula pemkab setempat kemarin (18/9).

Iwan menjelaskan, pangan merupakan hak asasi manusia yang paling hakiki dalam kehidupan. Sehingga, permasalahan ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Permasalahan ketahanan pangan ditimbulkan akibat situasi iklim yang tidak menentu sehingga menimbulkan bencana.

Untuk itu, kata dia, dituntut manajemen cadangan pangan yang efektif dan efisien agar dapat mengatasi kerawanan pangan. Banyaknya kejadian darurat akibat cuaca ekstrem pun memerlukan adanya cadangan pangan pascabencana. Kelangkaan pupuk bersubsidi saat musim tanam dan kurangnya lahan pertanian perlu diantisipasi.

’’Untuk tetap menjaga ketahanan pangan, petani diharapkan melakukan tunda jual dan menyimpan hasil panen dalam lumbung. Sehingga, harga beras tidak jatuh dan tak terjadi kelangkaan,’’ terang Iwan.

Ia menambahkan, tugas Dewan Ketahanan Pangan meliputi kegiatan bidang penyediaan pangan, distribusi, cadangan, penganekaragaman konsumsi, keamanan, pencegahan, serta penanggulangan masalah pangan dan gizi. Beberapa waktu lalu, BPK RI telah melihat kesiapan daerah dalam melaksanakan program swasembada beras.

’’Lamtim juga dilakukan penilaian oleh BPK,’’ ucap Iwan.

Sementara, Kepala Badan Ketahanan Pangan Lamtim Guntur S. Napitupulu menjelaskan, program swasembada pangan yang dicanangkan dimaksudkan untuk mengantisipasi meningkatnya impor beras. Di Lamtim, produksi pangan terdiri atas beras, jagung, dan singkong. Hingga Agustus 2012 tercatat produksi padi sebanyak 433.311 ton dari luas panen 81.875 hektare (ha), jagung 411.698 ton dari 73.500 ha, dan singkong 597.055 ton dari 22.143 ha. (wid/c3/dna)

sumber : www.radarlampung.co.id  –  Rabu, 19 September 2012 | 15:02 WIB